Selasa, 14 April 2015

"Palsu"

Senyuman yang palsu semakin sering kupakai. Semakin sulit kutinggalan. Kau membencinya tanpa pernah bertanya alasannya. Aku tidak pernah mempermasalahkan hal kecil ini. Aku hanya menyukai. Tidak benar-benar menyayangkan. Aku pasti akan lepas akan hal itu. Pasti. Saat benar-benar aku ingin melepasnya.
Tertawa, hanya untuk membuatku tenang namun semua kehampaan itu tak bisa hilang dan selalu menyisa.
Cerita fana itu selalu hadir menantiku, merujuk aku jatuh kedalam senyuman palsu. Ini caraku memaafkan dan melupakan cerita-cerita yang membuat emosi meningkat. Inilah caraku merendamkan amarahku. Cara yang kupakai tanpa membuat orang mengetahuinya, meskipun terkadang aku butuh tempat pelampiasan.
Bagiku cerita fana hanya sekilas dalam hidup ini namun untuk meninggalkan luka tidak mudah terhapus oleh waktu.
Ribuan hari cerita itu selalu mengantung tanpa pernah ku lepas.
Sulit untuk sebagian orang untuk melakukan hal ini. Terutama aku. Namun tanpa cara ini, aku tidak tahu akan jadi apa aku yang terus jatuh dan jatuh ke dasar jurang yang tak berujung itu. Lemah. Tidak berdaya. Pesimis. Semua perihal kejelekan manusiawi pasti tertanam dalam jiwa ini.

Senin, 06 April 2015

"Pertama"

Seribu langkah yang kita tempuh dalam beberapa hari lalu kembali memutar ingatan lalu yang menerpa pikiranku. Tanganmu menarik meraih tanganku menyematkan kesela jariku, meski hanya ribuan detik. Kau telah membuat sedikit cerita saat itu. Sedikit namun jelas meski ribuan keraguan menjelma namun tak ku hiraukan.Yang ku tahu itu hal pertama yang kau lakukan terhadapku, membawaku masuk kedalam duniamu. Kedunia yang tidak pernah kupahami namun tanpa kusadar aku tidak menolak ngenggamanmu. Karena rasa yang kau usahakan masuk perlahan tanpa pernah ku sambut hangat keraguanku dan keraguan yang tumbuh terpotong tipis begitu saja. Biarkan kisah ini terus mengalir, mengalir, mengalir. Kemanapun dan selalu bersama.