Cerita fana itu selalu hadir menantiku, merujuk aku jatuh kedalam senyuman palsu. Ini caraku memaafkan dan melupakan cerita-cerita yang membuat emosi meningkat. Inilah caraku merendamkan amarahku. Cara yang kupakai tanpa membuat orang mengetahuinya, meskipun terkadang aku butuh tempat pelampiasan.
Bagiku cerita fana hanya sekilas dalam hidup ini namun untuk meninggalkan luka tidak mudah terhapus oleh waktu.
Ribuan hari cerita itu selalu mengantung tanpa pernah ku lepas.
Sulit untuk sebagian orang untuk melakukan hal ini. Terutama aku. Namun tanpa cara ini, aku tidak tahu akan jadi apa aku yang terus jatuh dan jatuh ke dasar jurang yang tak berujung itu. Lemah. Tidak berdaya. Pesimis. Semua perihal kejelekan manusiawi pasti tertanam dalam jiwa ini.