Minggu, 31 Mei 2015

Try Again

Mengulang hal kecil yang termakan emosi. Senyuman berubah api, haus akan dahaga ketenangan. Penantian yang membuang waktu menyiksa kesendirian.
Tidak ada kata yang ku kenali, keindahan amarah memakan suaraku membuat lidahku kelu. Kupandangi wajah diammu, terlalu sunyi hingga dapat kudengar desa nafas yang menahan emosi. Jelas, aku tidak berani menyentuhmu, tidak berani menenangkanmu. Jiwaku terlalu penuh dengan emosi.
Semua apa yang terjadi selalu terjadi untuk kesekian kalinya, alasan bodoh yang terlalu kecil membuat diri ini terlihat bocah dan menjijikan.
Semua ini kesalahan yang tidak bisa termaafkan dengan kata, kata "MAAF"yang selalu terujar manis selalu mengawasi tindakan hingga termakan kata itu sendiri.
Namun hanya kata itu yang menggambarkan diamku, acuhku, serta pandanganku.
Untukmu, Kau hebat.
Kau dapat menarikku jauh menelusuri ruang sabarmu, kau tahan emosimu dengan pelukanmu, kau simpan amarahmu dengan kata maafmu.
Ketika kata maafmu menyentuh keningku, tulus kasih ini semua salahku. Kesalahan yang tidak mau ku akui. Kesalahan yang membuatku mengabaikanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar